-->

Seorang Ibu-ibu Kepergok Sedang Berhubungan Badan dengan Pria Langganan di Sawah Demi Rp 20 Ribu

Beberapa orang ibu-ibu nekat berhubungan badan dengan pria langganan di tepi sawah demi Rp 20 ribu dan itu sering dilakukan.

Selain di tepi sawah, ibu-ibu itu juga sering berhubungan badan dengan pria langganannya di ruang terbuka. Padahal, ibu-ibu itu adalah seorang ibu rumah tangga dan sudah hampir tua, namun ia masih nekat berhubungan badan dengan banyak pria.

Bahkan, ibu-ibu itu nekat mencari pria hidung belang untuk berhubungan badan . Usut-usut punya usut, ternyata para ibu-ibu itu menjalani kehidupan sebagai PSK.

Banyak pria yang telah mereka layani berhubungan badan . Tidak satu atau dua orang, mungkin sudah puluhan bahkan ratusan.


Ada pria yang mereka kenal dan ada yang tidak mereka kenal. Mirisnya, mereka rela berhubungan badan dengan sembarang pria hanya demi uang Rp 20 ribu.

Mereka hanya dibayar Rp 20 setelah berhubungan badan , bahkan hanya dibayar 10 ribu.

Aksi para ibu-ibu ini akhirnya ketahuan petugas. Mereka pun terjaring razia Satpol PP. Kasi Operasional dan Pengendalian Satpol PP Sukoharjo, Karyono Hadi Raharjo mengungkapkan, PSK yang ada di lokasi itu merupakan orang lama.

"Tarifnya cuma Rp 20 ribu, kebanyakan ibu-ibu bukan yang muda-muda, sudah tua semua," katanya.

"Kadang-kadang pelanggan bayarnya cuma Rp 10 ribu," aku dia terheran-heran.

Tentu saja dengan tarif murah-meriah itu, jangan mengharap berhubungan badan di kamar hotel. Karyono mengatakan, usai transaksi di tepi jalan Etan DKR, mereka kemudian mencari lokasi alam terbuka atau outdoor untuk berhubungan badan layaknya suami istri.

"Biasa mainnya di sawah di timur pom bensin," ujarnya.

Dari hasil pemeriksaan, mereka yang tertangkap hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Untuk mengantisipasi lokasi tersebut menjadi lokasi prostitusi, Satpol PP Sukoharjo akan melakukan razia rutin.

"Disana itu hanya perorangan, tidak terorganisir, tapi orangnya itu-itu saja," aku dia.

Satpol PP Kabupaten Sukoharjo menggagalkan transaksi pekerja seks komersial (PSK) di areal persawahan timur RSUD Ir Soekarno, Kamis (2/12/) malam.

Transaksi itu diketahui dari laporan warga sekitar. Satpol PP Kabupaten Sukoharjo langsung menggelar operasi penyakit masyarakat ke kawasan itu.

Kasi Operasional dan Pengendalian Satpol PP Sukoharjo, Karyono Hadi Raharjo menjelaskan operasi dilakukan sekira pukul 22.00 WIB.

"Kita dapati adanya 3 wanita, dan 2 laki-laki. Tapi 1 wanita melarikan diri saat mengetahui kedatangan petugas," jelasnya.

Dua laki-laki itu, lanjut Karyono, langsung dimaankan. Mereka diketahui sebagai pelanggan PSK di kawasan timur RSUD Ir Soekarno. Sementara, dua wanita yang diamankan sudah berusia lanjut.

"Itu usianya di atas 50 tahun semua. Di sana tua-tua, tidak ada yang muda," ujar Karyono.

Pihak-pihak yang diamankan Satpol PP Kabupaten Sukoharjo merupakan warga Kota Solo.

"Semuanya warga Solo. Tapi memang sengaja aktivitasnya di sana," ujarnya.

Karyono mengakui, lokasi tersebut memang sering dijadikan transaksi prostitusi. Saat Satpol PP sering melakukan razia, lokasi tersebut sempat ditinggalkan. Namun, kini kembali digunakan untuk transaksi PSK.

"Kedepannya kami akan genjar lakukan operasi. Kalau yang kita tangkap orangnya sama, akan kita kirim ke Panti yang ada di Solo," pungkasnya. 

Di tempat lain, puluhan warga Desa Bolon dan Desa Wirogunan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar memasang baliho besar, Selasa (30/11/2021) malam.

Pemasangan baliho tersebut lantaran masyarakat resah wilayah tersebut dijadikan lokasi transaksi para pekerja seks komersial (PSK).

Perwakilan pemuda dan remaja Masjid Desa Bolon Tio Imam Hakim (23) mengatakan, pemasangan baliho tersebut di simpang tiga bolon-ngasem arah terminal Kartasura, tepatnya Jalan Tentara Pelajar, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.

"Pihak yang memasang baliho tersebut dari warga Desa Bolon dan Desa Wirogunan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar," kata Tio kepada TribunSolo.con, Selasa (30/11/) malam .

Tio mengatakan, pemasangan baliho yang berisi larangan PSK mangkal dan melakukan transaksi tersebut dilakukan 10 warga. Selain itu ada 40 warga lain yang turut menyaksikan pemasangan baliho tersebut.

"Total ada 50 warga yang terdiri dari warga bolon beserta warga wirogunan," ucap Tio.

Dia menjelaskan, sebelum mamasang 5 MMT Rabu (24/11/2021) malam.

Pemasangan baliho dan mmt tersebut dilakukan karena masyarakat sudah resah dengan keberadaan PSK yang beroperasi di sekitar jalan selatan Desa Bolon, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.

"Tujuan kami memasang baliho tersebut agar PSK-PSK tidak beroperasi di sana, warga sudah resah dengan mereka,"

pungkasnya

Show Comments

Popular Post